Oleh : Arif Ode ( L.M.Arifin )
Transisi kesiapan bersekolah pada PAUD berfokus pada anak usia 5-6 Tahun yang akan memasuki Sekolah Dasar. Konsep pendidikan anak yang mengacu pada kesiapan anak untuk masuk Sekolah Dasar seyogyanya melibatkan kesungguhan orang tua (Keluarga), kesiapan keluarga mendampingi anak dan kesiapan Satuan PAUD menyiapkan anak untuk bersekolah kemudian sekolah bersiap menerima anak yang baru masuk dengan berbagai cara agar anak tidak merasa kaget (shock) menerima perubahan pembelajaran yang menciptakan partisipasi anak dalam belajar, perubahan pola belajar dari belajar melalui bermain menjadi belajar klasikal harus mampu disiasati oleh sekolah melalui guru di kelas awal agar anak merasa nyaman dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang baru serta masyarakat diharap memberikan stimulasi dan dukungan yang tepat bagi anak sehingga anak dapat siap bersekolah.
Masa transisi ini bukan masa yang mudah bagi anak, karena terdapat beberapa perbedaan tuntutan belajar antara metode belajar di Taman Kanak Kanak dengan pendekatan belajar di Sekolah Dasar. Diharapkan selama masa transisi ini, anak-anak mampu beradaptasi dan melakukan berbagai pernyesuaian secara cepat dan tepat. Tuntutan lain yang harus dialami anak adalah kegiatan di Sekolah Dasar (belajar) berlangsung lebih lama maka tuntutannya adalah bergerak cepat, fokus mendengarkan guru, dan meningkatkan kegiatan rutin di sekolah. Konsekuensinya bagi anak yakni kesempatan untuk bermain dan istirahat makin berkurang.
Sementara di PAUD, hubungan interpersonal kepada guru dan teman sebayanya itu perlu diperhatikan. Kegiatan akademik bukan menjadi orientasi di tingkat PAUD. Prestasi akademik dituntut setelah seseorang masuk sekolah formal. Banyak orang beranggapan, masa transisi paling utama sebelum sampai di Sekolah Dasar, bukanlah di Taman Kanak-Kanak, tetapi saat anak mengenyam pendidikan di sekolah PAUD. “Di sini kesiapan sekolah penting untuk memprediksi keberhasilan seorang anak agar bisa melanjutkan ke jenjang berikut. Di PAUD ini sekolah perlu mengatur ritme perilaku mereka agar transisi ini berjalan lancar.
Masa Transisi Kesiapan bersekolah dialami anak Usia Taman Kanak Kanak, 5-6 Tahun yang akan masuk Sekolah Dasar kelas rendah, masa transisi ini memerlukan perhatian dan bimbingan yang extra, untuk mengisi kekosongan belajar dengan materi yang menguatkan belajar anak semacam orientasi siswa (meski bukan dimaksudkan untuk itu) pada tahapan ini anak bisa belajar mengatasi sendiri rasa stres yang disebabkan menghadapi perubahan situasi belajar, dari Belajar melalui bermain dan pendekatan belajar menyenangkan, menjadi belajar dengan LKS pada lingkungan belajar klasikal, menjadikan anak kehilangan semangat belajar. Disamping itu kesiapan Sosio emosional anak menjadi hal utama yang perlu dipersiapakan pada masa transisi. Masa belajar transisi harusnya terjadi pada semester genap untuk di TK dan semester ganjil ketika di SD, masa ini perlu disiasati dengan mengkoneksikan kesiapan belajar anak sesuai dengan tuntutan kurikulum. Fakta di lapangan saling menyalahkan terjadi antara guru PAUD dan Guru SD kelas rendah, untuk menyamakan persepsi agar proses transisi belajar dapat dilalui oleh anak dengan nyaman maka perumusan strategi belajar di saat transisi itu bijak bila dirumuskan konsep belajar di masa transisi, dengan melibatkan Guru PAUD usia 5-6 dan Guru SD kelas rendah, dan dapat di wadahi dalam sebuah forum diskusi Collaborative learning work atau bisa juga diwadahi dalam sebuah forum Komunikasi PAUD-SD, forum ini akan merumuskan solusi untuk menutup GAP atau masa yang terjadi disaat anak masih di PAUD dan ketika akan masuk SD.