IMG_0150
Sentani, (1/4):
“Disaat badai bergelora, ku akan terbang bersama-Mu…”. Syair lagu tersebut begirtu menyayat hati, ketika dibawakan oleh Peserta Didik TK-YPK Marthen Luther Sentani. Seakan mewakili perasaan dan mengisyaratkan ketabahan mereka menghadapi bencana banjir bandang yang melanda sejak medio Maret lalu.

PAUD-TK YPK Marthen Luther Sentani merupakan salah satu sekian banyak PAUD yang terdampak bencana. Menurut laporan Tim Pendataan PAUD Terdampak Bencana, BP-PAUD dan Dikmas Papua, PAUD yang beralamat di Jl. Pos 7 Sentani ini merupakan salah satu PAUD yang tergolong mengalami rusak berat. Gedung yang merupakan milik SMP tersebut sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan.

Namun demikian, mereka tetap semangat melaksanakan pembelajaran. Dengan naungan tenda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui BP-PAUD dan Dikmas Papua, PAUD dengan tiga orang pendidik ini memulai kembali aktivitas pembelajarannya pada Senin, (1/4).

Selain tenda, terdapat juga bantuan APE dan alat pembelajaran dari Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo. Bantuan tersebut diberikan melalui staf Khusus Kepresidenan, Lenis Kogoya, S.Th, M.Hum.

Pada saat awal pembelajaran pasca bencana ini, bantuan APE tersebut belum dimanfaatkan karena belum memungkinkan. “Rumput dalam tenda masih basah” ujar Ditje Joka Lasitae, kepala Sekolah TK YPK Marthen Luther.

Ditje mengaku sangat berterimakasih atas perhatian dari pemerintah terhadap pelaksanaan pembelajaran di PAUD-nya. “Sejak pertama kami sudah dikunjungi dan dikuatkan oleh teman-teman dari PKG PAUD Abepura dan BP-PAUD Provinsi Papua” ujarnya.

Menurutnya, PAUD ini telah menerima berbagai jenis bantuan dari berbagai pihak. Dia berharap bantuan tersebut dapat dimanfaatkan sampai mereka mendapatkan gedung baru. “Paling tidak hingga penamatan peserta kelas B” lanjutnya.

Lebih jauh, perempuan yang pernah mengabdi di Distrik Ravenirara tersebut menuturkan jumlah peserta didik yang mereka layani. “Disini terdapat 50 anak yang terdiri dari 24 anak kelas A dan 26 anak kelas B” ujarnya. Dengan dibantu oleh 2 orang pendidik lainnya, dirinya memanfaatkan halaman rumat ketua RT sebagai tempat mendirikan tenda. “Kalau hujan, Pak RT juga mengijinkan kami menggunakan teras rumahnya” pungkas ibu yang baru lolos pengangkatan PNS melalui formasi K2 tersebut. *

(RE)


     
  

Leave a Reply