Jayapura – (30/1): Semangat baru yang mengawali tahun dengan susunan pejabat baru di BP-PAUD dan Dikmas Papua, berimbas pada upaya membuat kolaborasi baru. Kali ini, Balai yang berkedudukan di Jayapura ini menggandeng lembaga internasional, ACDP (Analitycal and Capacity Depelopment Partnership) dan SIL (Summer Institute of Linguistic) Indonesia. Kedua lembaga tersebut memiliki konsen yang tinggi terhadap literasi anak maupun orang dewasa di Papua.
Dalam pertemuan awal yang membahas kemungkinan kolaborasi tersebut, dipimpin langsung oleh Kepala BP-PAUD dan Dikmas Papua, Drs. Hadiyana, MM. Turut hadir Kepala Seksi Pengembangan Program, Ir. Daniel Mesakh HW, MM dan Pamong Belajar. Sementara dari ACDP diwakili oleh Muhammad Yusuf dan SIL Internasional (Indonesia) diwakili Joost Pikkert dan Telma Hukka.
ACDP dan SIL sebelumnya telah mengembangkan program Pendidikan Berbasis Bahasa Ibu (PB3I) dengan menggunakan Bahasa Lanny. Menurut Joost, pemilihan bahasa Lanny karena sebagian besar daerah di pegunungan menggunakan bahasa Lanny. “Di daerah pegunungan, bahasa yang paling banyak digunakan adalah bahasa Lanny” ujarnya. Diakuinya, penguasaan bahasa Indonesia menjadi salah satu tantangan dalam proses pendidikan di Papua. Karena itu, sebelum pelaksanaan program, SIL telah menyusun kurikulum, bahan ajar dan bahan bacaan menggunakan bahasa Lanny. “Kegiatan ini ditindaklanjuti dengan pelatihan tutor/pendidik” ungkap Telma. “Kami telah menyusun kurikulum dan setiap tema memiliki enam judul. jadi, kami telah memiliki 60 judul buku” lanjutnya. Diakui Telma, saat ini ACDP dan SIL baru mengembangkan program untuk sasaran anak usia dini hingga SD kelas 2.
Hal serupa pernah pula dilakukan oleh BP-PAUD dan Dikmas Papua pada tahun 2016. “Tahun 2016 kami mengembangkan bahan ajar cetak menggunakan bahasa ibu, yaitu Bahasa Suku Dra, Kabupaten Keerom” ungkap Tri Fatchur Rohman, Pamong Belajar Pokja Pendidikan Keaksaraan. Informasi tersebut ditanggapi sumringah oleh Yusuf. Dia berharap kedepan akan terjalin sinergi yang baik. “Kedepan semoga kita bisa bersama” ungkapnya. Yusuf sepakat, bahwa untuk meningkatkan kemampuan anak, harus didukung oleh kemampuan orang tua.
Hal senada diungkapkan Daniel Mesakh. Kepala Seksi Pengembangan Program BP-PAUD dan Dikmas Papua tersebut menawarkan konsep kolaborasi dengan program PB3I tersebut. “Nanti kita kembangkan program penggunaan bahasa ibu tidak hanya untuk anak usia dini. Kalo bisa juga untuk meningkatkan literasi orang tua” ujarnya. “Setiap hari pasti ada orang tua yang mengantar anak ke sekolah. Nah, pada saat anak belajar, kita buatkan kegiatan serupa bagi orang tua” ungkapnya.
(Tam)