(Jayapura, 08/10) – “PAUD adalah lahannya”. Ungkapan yang disampaikan Mendikbud, Muhadjir Effendy pada saat kunjungan kerja di Papua (07/10) tersebut, menjadi spirit bagi pengembangan program PAUD di BP-PAUD dan Dikmas Papua. Sebagai lahan, maka PAUD harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin.
Salah satu hal penting dalam upaya penyiapan “lahan” tersebut, adalah pembiasaan memelihara kebersihan diri. Menurut Pokja PAUD BP-PAUD dan Dikmas Papua, pembiasaan memelihara kebersihan diri perlu ditanamkan sejak usia dini, sebagai bekal pembentukan tradisi hidup sehat. Oleh karena itu, pokja yang digawangi oleh Faisal Risa Hasbullah, S.Pd.I dan Sri Wahyuni Hatta, S.Pd tersebut, melaksanakan FGD Identifikasi kebutuhan Pengembangan Sarana Belajar Audio-Visual Program PAUD, dengan tema “Kebersihan Diri Anak Usia Dini”.
Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Rapat BP-PAUD dan Dikmas Papua ini, dibuka oleh Kepala Seksi Pengembangan Program, BP-PAUD dan Dikmas papua, Ir. Daniel Mesakh H.W, MM. Hadir sebagai peserta adalah perwakilan HIMPAUDI, lembaga PAUD, psikolog, utusan puskesmas, perguruan tinggi dan PB/Pegawai/staf BP-PAUD dan Dikmas Papua. Jumlah seluruh peserta yang hadir pada kesempatan tersebut adalah 18 orang.
Dalam sambutannya, Daniel menyampaikan terimakasih dan harapan kepada peserta. “Dalam FGD ini, kami sangat berharap masukan dari Bapak/Ibu, supaya nanti dalam proses pembuatan bahan ajar audio-visual ini, dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang benar-benar berkualitas” ujar kepala seksi yang akrab di sapa Totok tersebut. Lebih jauh, dia berharap, nantinya bahan ajar yang dikembangkan dapat berguna bagi sasaran dari bahan ajar tersebut.
Totok juga menyampaikan gambaran tahapan pelaksanaan pengembangan. Disampaikannya, bahwa FGD ini adalah tahap awal pengembangan. “Nanti akan ditindaklanjuti dengan observasi, pembuatan script dan seminar, penyempurnan dan barulah akan dibuat video” ungkapnya. Dia melanjutkan bahwa inilah arti pentingnya FGD identifikasi, karena akan menentukan bagaimana pengembang melangkah selanjutnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan FGD tersebut, tim pengembang membagikan desain dan format identifikasi untuk diisi peserta. “Hasil dari diskusi hari ini akan dialakukan pengkhususan kepada poin-poin, komponen kompetensi-kompetensi yang akan disasar” ungkap Faisal. Pria kelahiran 1990 tersebut mengungkapkan, bahwa selanjutnya akan ada observasi yang dipusatkan pada tiga distrik.
“Format tersebut diisi dengan keluhan/kendala terkait kebersihan diri anak, strategi dan langkah-langkah yang akan memunculkan solusi untuk dituangkan dalam bahan ajar” ungkap Faisal. Dia menambahkan, bahwa bentuk bahan ajar audio-visual tersebut nantinya adalah sinetron mini.
Lebih jauh, tim pengembang menyampaikan bahwa bahan ajar itu nantinya akan dapat digunakan oleh anak usia dini, orang tua maupun pendidik di satuan pendidikan. Kebersihan diri yang akan diangkat mulai dari rambut, badan, gigi hingga kuku (tangan/kaki).
(Tam)