BGP Papua – Arso (20/7): Pemerintah Daerah Kabupaten Keerom siap mendukung penerapan kurikulum merdeka. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Keerom, Drs. Wahfir Kosasih, SH, MM, M.Si kala menerima kunjungan kerja Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Wakil Bupati menyatakan, kehadiran kurikulum ini sangat penting demi perbaikan kualitas pendidikan.
“Kurikulum ini sangat penting karena membangkitkan semangat dan kemandirian anak-anak murid melalui perwujudan profil pelajar Pancasila” ujarnya.
Menurut Wahfir, pihaknya berkomitmen untuk mendukung penuh penerpan kurikulum merdeka pada satuan pendidikan di kabupaten Keerom.
“Saat ini, akan diterapkan pada beberapa sekolah-sekolah. Namun tahun depan, kita berharap kurikulum ini dapat diterapkan pada semua sekolah di Kabupaten Keerom” ujarnya.
“Kami akan dukung penuh dan akan terus mendorong satuan pendidikan di Kabupaten ini untuk menerapkan kurikulum merdeka” lanjut Wahfir.
Dalam audiensi yang dilakukan di kediaman wakil bupati tersebut, Tim BGP Papua dipimpin langsung oleh Kepala; Fatkurohmah, M.Pd dengan didampingi Kepala Sub Bagian Umum; Irsan Faizal, S.Pi, Fungsional Widyaprada dan Pelaksana.
SMP NEGERI 1 ARSO MEMILIH MANDIRI BERUBAH
Sebelum audiensi bersama Wakil Bupati Keerom, balai yang berkantor di Jalan Buper, Waena ini melaksanakan kunker di SMP Negeri 1 Arso, Kabupaten Keerom.
Turut hadir dalam kegiatan yang berlangsung di sekolah yang beralamat di jl. Trans Papua – Arso tersebut, adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Keerom yang diwakili kepala Bidang Pendidikan Dasar: Yusias Demetouw, S.E, dan Kepala-kepala Sekolah Penggerak Kab. Keerom. Diantaranya adalah Kepala SMP Negeri 7 Yeti, SD YPPK Wembi, SD YPK Mahanaim Yeti dan SD Negeri Inp. PIR IV Arso.
Kepala Dinas Pendidikan Kab. Keerom, melalui Kabid Dikdas berharap, agar para Kepala Sekolah dan guru-guru benar-benar dapat memanfaatkan moment ini.
“Kunker ini adalah awal untuk menata melakukan hal-hal yang berkaitan dengan PBM dengan paradigma baru, guna mengantarkan anak kita menjadi generasi emas. Manfaatkan moment ini untuk bertanya terkait kurikulum merdeka dan lain sebagainya” ujar Demetouw.
Sejalan dengan hal tersebut, Plt. Kepala SMP Negeri 1 Arso: Anselmus Kadiwaru, S.Pd, menyampaikan apreasiasi dan mengaku sangat antusias atas agenda tersebut.
“Kami berterimakasih atas kunjungan BGP Papua. Kami memang butuh banyak bimbingan dan ingin tahu banyak” ungkapnya.
Untuk itu, lelaki yang baru menjabat sekira dua minggu tersebut menuturkan, pihaknya telah menghadirkan seluruh GTK yang ada di SMP Negeri 1.
“Kami hadir mengikuti pertemuan ini bersama semua guru dan tenaga agar semua dapat belajar sehingga mampu menerapkan kurikulum merdeka dengan baik” lanjutnya.
Lelaki kelahiran 1973 tersebut berharap akan mendapat banyak informasi terkait implementasi kurikulum merdeka.
SMP Negeri 1 Arso adalah salah satu sekolah yang mendaftar untuk menerapkan kurikulum merdeka melalui jalur mandiri.
“Kami memilih mandiri berubah, karena kami ingin berubah menjadi lebih baik” ungkap Anselmus dengan penuh semangat.
KUNKER BGP PAPUA, MELURUSKAN MISKONSEPSI KURIKULUM MERDEKA
Kunjungan kerja dilaksanakan UPT Kemendikbud Ristek dibawah Ditjen GTK ini bukan sekedar berkunjung. Terdapat setidaknya lima agenda yang diemban, yaitu:
- Memperkuat sinergi dan dukungan pemerintah daerah kepada sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara mandiri,
- Meluruskan miskonsepsi masyarakat terutama pemangku kepentingan terkait yaitu, guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, pemerintah daerah, dan orangtua murid terkait Kurikulum Merdeka,
- Mengajak guru dan kepala sekolah untuk memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar dan Komunitas Belajar untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka,
- Melihat kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka jalur mandiri, dan
- Memotret praktik baik atau tantangan penerapan praktik baik persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Menurut Kepala BGP Papua, Fatkurohmah, M.Pd terdapat berbagai kesalahan konsep (miskonsepsi) yang berkembang di masyarakat terkait kurikulum merdeka.
“Tujuan kunjungan kerja ini, selain untuk bersilaturahmi, bertemu langsung dengan Bapak/Ibu juga untuk meluruskan berbagai miskonsepsi terkait kurikulum merdeka” ujar perempuan yang juga merupakan Widyaiswara tersebut.
Berbagai miskonsepsi yang berkembang di masyarakat, menurut perempuan berkerudung tersebut harus diluruskan. Diantaranya adalah:
- Kurikulum Merdeka saat ini bukan merupakan keharusan atau kewajiban, namun sebuah pilihan yang dapat disesuaikan dengan kondisi kesiapan satuan pendidikan. Kurikulum Merdeka merupakan salah satu strategi untuk memulihkan pembelajaran.
- Pendekatan Implementasi Kurikulum Merdeka jalur mandiri bukan dengan pemberian bimbingan teknis berjenjang (cascading), namun melalui pemberdayaan komunitas belajar dan pemanfaatan platform merdeka mengajar
- Dalam menentukan pilihan jalur mandiri, Pemerintah Daerah/ Dinas Pendidikan tidak perlu memaksakan satuan pendidikan untuk memilih jalur tertentu, namun Pemda/ Dinas perlu mendorong satuan pendidikan melakukan refleksi sesuai dengan kondisi dan kesiapan satuan pendidikan masing-masing.
Didahului dengan pemaparan profil BGP Papua, kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi diskusi. Terdapat berbagai permasalahan yang terjaring dalam sesi tersebut. Diantaranya adalah terkait akun pembelajaran (belajar.id), sistem operasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) serta perbedaan PMM melalui browser dan aplikasi.
Permasalahan tersebut langsung ditanggapi oleh tim BGP dengan menjelaskan terkait akun pembelajaran serta praktik pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar.
“Karena kondisi jaringan, kita tidak bisa maksimal untuk praktik PMM. Namun kami di BGP Papua selalu siap membantu Bapak/Ibu” ujar Tri Fatchur Rohman, Widyaprada Ahli Muda BGP Papua.
Kegiatan diakhiri dengan penyerahan piagam penghargaan dan cinderamata. Penyerahan ini dilaksanakan oleh Kepala BGP Papua kepada Kepala SMPN 1 Arso dan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Keerom.
(Tam)