Jayapura (29/6) – Pagi itu, pegawai BP-PAUDNI Regional VI diuji. Ujian yang kendati bukan untuk mengukur kualitas personal pegawai, namun cukup untuk memberikan shock terapy kepada masing-masing. “Bukan takut tidak lulus, tapi malu kalau dianggap tidak mampu” ujar beberapa pegawai. Hari itu, pegawai tengah diuji untuk menjadi petugas supervisi.
Terdapat duapuluh soal dalam lembaran tersebut. Terdiri dari lima soal terkait FGD, penyelenggaraan prgram PAUD, Kursus dan Dikmas. “Ini bukan untuk menilai kualitas pegawai, tetapi hanya untuk mengukur pemahaman calon petugas terkait pelaksanaan supervisi dan FGD” ujar Daniel Mesakh, Kepala Seksi Program BP-PAUDNI Regional VI.
Menurut kepala seksi berkacamata tersebut, hal ini dilakukan karena pelaksanaan supervisi kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya. “Kali ini, petugas supervisi dituntut untuk tidak hanya melihat kondisi lapangan, tetapi juga harus mampu mengawal pelaksanaan FGD, menganalisis dan menyimpulkan hasil FGD serta menyusun program sesuai hasil tersebut” ujarnya. Alhasil, petugas supervisi nantinya akan berperan sebagai pemantau pelaksanaan FGD, memastikan kesiapan lapangan, dan menyusun rencana program sekaligus sebagai juru bayar. “Mereka juga bertindak sebagai juru bayar, karena mekanisme pelaksanaan program saat ini adalah swakelola” jelasnya.
Sebelumnya pelaksanaan uji kelayakan ini, telah dilaksanakan orientasi kepada calon petugas. Orientasi diberikan kepala seksi program, ketua Pokja PAUD, ketua Pokja Kursus dan ketua Pokja Dikmas.
(Tam)