1Jayapura, (16/10), Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa Dan Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi, melaksanakan Seminar Perencanaan Bahasa  Daerah di tanah Papua. Seminar ini dihadiri oleh pelajar, guru, dosen, tokoh masyarakat, dan beberapa Organisasi serta Perangkat Daerah. Kegiatan Seminar ini dibuka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ibu Yohana Yembise, turut mendampingi Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat Papua (BP-PAUD Dan Dikmas), Kepala Balai Bahasa Papua dan Papua Barat, Universitas Cenderawasih (Uncen), dan Badan Bahasa di Jakarta, bekerja sama untuk mencari solusi demi menyelamatkan bahasa-bahasa daerah di Tanah Papua.

Salah satu langkah solutif dalam penyelamatan bahasa-bahasa itu dilakukan melalui seminar perencanaan bahasa daerah di tanah Papua “Membangun Papua Melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah”. Kegiatan ini merupakan langkah awal. Usai seminar banyak aspek yang dilihat, misalnya sosial budaya, bahasa-bahasa minoritas dan mayoritas. Maka seminar digelar untuk mencari policy (kebijakan) yang diambil.

Bahasa-bahasa daerah di Papua merupakan salah satu kekayaan khazanah budaya. Agar bahasa-bahasa itu hidup dan bertahan serta pembangunan lebih cepat, maka seminar dianggap penting untuk mencari solusi terbaik. Kegiatan ini melibatkan berbagai komponen karena bahasa daerah dianggap sebagai salah satu kekayaan budaya yang harus diperhatikan. Bahasa adalah penyimpan khazanah budaya. Jika bahasa hilang, maka budaya juga hilang.

BP-PAUD Dan Dikmas Papua terlibat langsung dalam Pameran produk dan model-model pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Papua.

Pameran2“Mengingat pentingnya itu, maka kita harus mempunyai kesadaran. Oleh karena itu, melalui forum ini kita ajak semua stakeholder untuk sama-sama menyelematkan khazanah budaya. Bahasa Indonesia sudah pasti berpengaruh terhadap bahasa daerah. Begitu pun bahasa asing. Bahasa-bahasa ini saling serap. Meski demikian, ia mengimbau agar orang-orang tua membiasakan diri untuk menerapkan bahasa daerah kepada anak-anaknya. Usai membuka seminar, Yohana mengatakan kini bahasa-bahasa daerah di Papua menjadi prioritas pemerintah. Selama ini pemerintah pusat jarang dilibatkan untuk berdiskusi tentang bahasa daerah di tanah Papua. Maka dari itu, dirinya mengajak akademisi, pemerintah, termasuk pemerintah daerah untuk mengangkat kembali bahasa-bahasa di Tanah Papua, karena semakin hari bahasa daerah semakin punah. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi dan globalisasi.

“Ini (seminar) momentum strategis untuk persiapkan tanah Papua ke depan dalam rangka perlindungan bahasa daerah agar tidak punah,” kata Yembise.

Dirinya mengaku belum mengetahui berapa jumlah bahasa di Papua yang punah. Namun dalam seminar hari ini diketahui sebanyak 369 bahasa yang terdata. Maka dari itu, ia berharap agar bahasa-bahasa daerah diselamatkan, baik melalui penelitian, maupun bahan ajar lewat muatan lokal di sekolah-sekolah.


     
  

Leave a Reply