Ruh daripada pendidikan nonformal khususnya paket C adalah keterampilan atau vokasional skill, dengan tetap menyesuaikan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dengan SMA.Masalah tersebut penting untuk segera dicarikan altenatif solusinya, agar lulusan paket C dapat langsung bekerja atau berwirausaha. Apabila masalah ini dibiarkan secara terus menerus, maka kredibilitas dan output paket C semakin diragukan oleh publik khususnya pengguna lulusan.
Berkenaan dengan masalah tersebut, maka ada beberapa solusi yang kami tawarkan, yaitu: 1) variasi jenis keterampilan, dan 2) magang keterampilan bagi peserta didik.Tawaran solusi tersebut, perlu dipertimbangkan yang memungkinkan untuk ditindaklanjuti.
Pertama, keterampilan harus variatif, peserta didik menganggap keterampilan yang diperoleh hanya biasabiasa saja, artinya keterampilan tersebut belum bisa memberikan nilai tambah, baik untuk kerja maupun untuk merintis usaha.
Kedua, permagangan bagi peserta didik.Hal ini perlu dilakukan, agar peserta didik memperoleh pengalaman kerja secara riil di lapangan, tidak hanya sekedar konsep dan praktik yang dilakukan di kelompok belajar (KEJAR).Namun, untuk melakukan hal tersebut, tentu membutuhkan penambahan biaya penyelenggaraan, khususnya komponen biaya alat dan bahan pembelajaran, karena alokasi biaya belum cukup.
Berdasarkan Juknis Penyelenggaraan Program Paket C, (2016: 21), dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut: proporsi biaya komponen alat dan bahan pembelajaran 40% dari RP. 1.700.000 atau Rp. 680.000 per-peserta didik. Selain itu, komponen alat dan bahan pembelajaran, tidak hanya untuk biaya alat dan bahan praktek keterampilan, tetapi termasuk biaya bahan pembelajaran lainnya, seperti, papan tulis, modul, spidol, dan alattulis.
Kurangnya biaya tersebut menjadi kendala tersendiri bagi pengelola dalam melaksanakan keterampilan bervariasi dan permagangan. Artinya”yang sekarang saja biayanya tidak cukup” apalagi dengan penambahan jam dan variasi keterampilan. Karena perlakuan ini menuntut penyesuaian bahan danalat yang digunakan di Lembaga.
Belum lagi magang.Lazimnyajenis keterampilan yang diselenggarakan, yakni keterampilan terstruktur, seperti: otomotif, perhotelan, dan lain sebagainya serta fasilitasi tempat magang. Hal tersebut membutuhkan biaya yang tentunya tidak sedikit.
Selain penambahan biaya, perubahan sistem kerja juga menuntut penyesuaian.Dimana sebelumnya pengelolaan pendidikan dilaksanakan sepenuhnya oleh sumber daya milik lembaga, kini harus melibatkan pihak DUDI dalam hal penggunaan sumber daya yang dimiliki.
Selain solusi-solusi tersebut, paket C Vokasi juga layakmenjadi perhatian.Program Paket C Vokasiadalah programpendidikankesetaraan PaketCyang Dilengkapidengan pemberian keterampilan (life skill) kepada pesertadidik.Program paket C Vokasi merupakan inovasi terbaru program pendidikan kesetaraan.Karena itu, program ini belum memiliki bukti empiris.Program tersebut belum bisa memberikan bukti kemanfaatannya.Mampukah terobosan ini menjadi solusi terkait masalah rendahnya keterampilan lulusan?Hal ini yang terjawab.
Namun demikian, program tersebut dianggap bisa menjadi pilihan solusi, karena menawarkan hal yang berbeda dengan program paket C yang umum dilaksanakan.Pada program ini, lulusannya tidak hanya memperoleh ijazah, tetapi juga sertifikat kompetensi dari LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi).Tentunya setelah lulusan melakukan tahap uji kompetensi.
Hal yang menjadi kendala dalam penyelenggaraan program paket C vokasi adalah ketersediaan TUK (Tempat Uji Komepetensi).TUK belum merata di seluruh daerah di Indonesia.Di Papua dan Maluku, jumlah TUK sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas wilayah dan sasaran. Sedangkan sesuai JUKNIS Paket C Vokasi, bahwa keterampilan yang boleh dilaksanakan yakni jenis keterampilan tersetruktur yang tersedia TUK di daerah. Hal tersebut terkait dengan persyaratan memperoleh Sertifikat kompetensi.Dimana TUK menjadi tempat penyelenggara uji kompetensi.
Pernyataan tersebut diperkuat, berdasarkan Juknis Paket C vokasi, (2016: 11) menjelaskan, sebagai berikut: Program Pendidikan Kesetraaan Paket C vokasi adalah bentuk layanan pendidikan menengah yang setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), yang berada pada jalur pendidikan nonformal dengan dilengkapi keterampilan terstruktur dan dibuktikan dengan uji kompetensi.
Produk
Adapun produk yang ditawarkan berkaitan dengan masalah dan solusi tersebut adalah Pedoman Magang bagi Peserta Didik.Tentu pedoman tersebut bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada penyelenggara program untuk melaksanakan kegiatan magang di dunia industri dan dunia usaha.
Pedoman menjadi penting untuk disusun karena kerap muncul ketidak percayaan diri bagi pengelola untuk menjalin kerjasama permagangan, khususnya dengan DUDI dengan skala perusahaan multi nasional. Pedoman yang akan dirancang yakni memuat tentang: 1)Jenis keterampilan apa saja yang dimagangkan dan di perusahaan mana tempat magangnya?, 2)Cara melakukan komunikasi pendahuluan dengan pihak DUDI, pada bagian ini dijelaskan tentang keuntungan apasaja yang diperoleh DUDI sebagai mitra magang, 3)Prosedur magang, dan 4)Penilaian yang akan dilakukan oleh lembaga dan DUDI.