Jayapura (8/10). Bertempat di Aula Sian Soor Kantor Walikota Jayapura, Pemerintah Kota Jayapura melaksanakan Sosialisasi dan Launching Model Kidung Beraksara sebagai Model Pembelajaran di Kota Jayapura.
Kegiatan ini dibuka oleh Walikota Jayapura yang diwakili Plt. Sekda Kota Jayapura dengan didampingi Kepala BP-PAUD dan Dikmas Papua dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura. Sebagai peserta kegiatan, hadir perwakilan dari PKBM dan komunitas aksara Kota Jayapura, Kepala-kepala Kampung/Lurah serta perwakilan warga belajar keaksaraan.
Dalam laporannya, Kabid PAUD dan Dikmas Kota Jayapura, Drs. Clifford Korwa, M.Pd, menyampaikan perlunya terobosan dan inovasi dalam penuntasan buta aksara. Menurut Cliff, salah satu terobosannya adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi, kultur sosial dan budaya setempat. “Model Kidung beraksara adalah model yang dikembangkan BP-PAUD dan Dikmas Wilayah Papua dan Papua Barat. Model ini sangat tepat untuk diterapkan” ungkapnya. Cliff meyakini bahwa pendekatan rohani/kidung ini akan dapat meningkatkan motivasi warga belajar untuk terus belajar aksara.
Model ini akan diterapkan sebagai salah satu model untuk pembelajaran keaksaraan di Kota Jayapura. “Mulai tahun 2018, model ini akan kami pakai sebagai model untuk pembelajaran keaksaraan di Kota Jayapura” lanjutnya.
Senada dengan hal tersebut, Plt. Sekda Kota Jayapura, DR. Frans Pekey, M.Si memberikan apresiasi atas keseriusan Dinas Pendidikan Kota dalam upaya mengentaskan tuna aksara, meski menurutnya Kota Jayapura telah memiliki 99,93% masyarakat melek aksara. Menurut Frans, hal ini karena mengingat Kota Jayapura adalah kota Transit. “Tahun 2017 kita telah memiliki angka melek aksara sebesar 99,93%. Namun mengingat posisi kita sebagai kota transit, maka kita tidak dapat menghindari datangnya masyarakat tuna aksara dari daerah luar” ungkapnya.
Kegiatan ini ditandai dengan pemukulan tifa dan penyerahan bahan ajar kidung aksara dari Kepala BP-PAUD dan Dikmas Papua kepada Pemerintah Kota Jayapura dan dilanjutkan kepada PKBM dan penyelenggara program keaksaraan lainnya.
Model Kidung beraksara yang dilaunching oleh Pemda Kota Jayapura sebagai model pembelajaran keaksaraan ini, adalah model yang telah dikembangkan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Keaksaraan BP-PAUD dan Dikmas Papua tahun 2017. Model ini menggunakan pendekatan rohani, yaitu menggunakan kidung-kidung (nyanyian rohani) sebagai media dan bahan pembelajaran. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi warga belajar.
Model ini muncul setelah tim pengembang melakukan identifikasi (study pendahuluan) di Kabupaten Mimika. “Disana kami temukan banyak masyarakat yang pergi ke gereja, “menenteng” Alkitab tetapi tidak dapat membaca” ungkap Junita Ch. Balubun, S.Pd, salah satu tim pengembang. Dengan fakta tersebut, terpikirlah strategi untuk menggiatkan masyarakat belajar aksara melalui praktik/latihan membaca al-kitab. “Dan kami pusatkan pada membaca kidung/nyanyian” ujarnya.