(Jayapura, 07/10) – Dalam setiap penyelenggaraan pendidikan, keberadaan sarana pendukung menjadi satu hal yang tak terpisahkan. Tidak terkecuali untuk pendidikan keluarga. Program pendidikan yang baru dilembagakan pada tahun 2016 inipun, memandang bahan ajar sebagai salah satu kebutuhan pokok.
Fokus pendidikan keluarga pada tahun ini adalah penguatan keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan anak. Menurut Pokja Pendidikan Keluarga BP-PAUD dan Dikmas Papua, pelaksanaan program pendidikan keluarga akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan pendekatan dan strategi, yang memperkuat keterlibatan orangtua pada satuan pendidikan. Dan untuk mencapai hal tersebut, pokja yang digawangi L. M. Arifin, S.Pd, MA dan Siti Nur Solihah, S.Pd.I ini, menganggap perlu untuk memberi panduan kepada orang tua. Panduan inilah yang diterjemahkan salah satunya dalam bentuk bahan ajar audio-visual.
Karena hal tersebut, maka salah satu pokja termuda di BP-PAUD dan Dikmas Papua ini, melaksanakan kegiatan “FGD Identifikasi Kebutuhan Bahan Ajar Audio-Visual Program Pendidikan Keluarga”. “Terkait pengembangan bahan ajar ini, apa sih yang perlu kita buat, dalam bntuk audio visual, yang kira-kira bisa menjadi pegangan orang tua” ujar Arifin. Lebih jauh, lelaki yang juga merupakan koordinator Pamong Belajar BP-PAUD dan Dikmas Papua tersebut, mengungkapkan arah pengembangan bahan ajar. “Tahun ini arah pengembangan bahan ajar audio-visual yaitu menjadi orang tua hebat”, ungkapnya.
Pengembangan bahan ajar ini sendiri merupakan bagian dari pengembangan model yang merupakan tugas pokok BP-PAUD dan Dikmas. “Tugas utama balai adalah pengembangan mutu dan pengembangan model” ujar Daniel Mesakh, Kepala Seksi pengembangan Program. “Dan pengembangan model itulah yang salah satunya pengembangan bahan ajar ini” tambah Arifin.
Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Rapat BP-PAUD dan Dikmas Papua ini sendiri dihadiri oleh 19 orang peserta. Terdiri dari unsur praktisi, pengelola satuan pendidikan (guru/kepala sekolah), akademisi/perguruan tinggi, psikolog dan unsur internal BP-PAUD dan Dikmas Papua.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua jam tersebut, Arifin mengungkapkan, bahwa tujuan pelaksanaan FGD tersebut hanya untuk menginventarisir kebutuhan, yang nantinya akan menjadi muatan materi dalam bahan ajar yang dikembangkan. “Melalui kegiatan ini, kami meminta masukan dari Bapak/Ibu, dari PAUD, Perguruan Tinggi, SD, SMA dan teman-teman pamong, ketika kita berbicara tentang orang tua hebat, apa sih peranan kita lalu bagaimana caranya supaya kita menjadi hebat” ujar pria lulusan S1 PLS tersebut.
Ada tiga topik yang ditawarkan dalam FGD tersebut. Yaitu 1) menumbuhkan budi pekerti, 2) menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan dan 3) melindungi anak dari berbagai ancaman di seputar mereka. “Tiga hal ini akan menjadi bagian rencana bahan ajar yang akan kami tuangkan dalam bentuk audio visual” ungkap lelaki asal Muna, Sulawesi Tenggara tersebut.
Lebih jauh, ketua Pokja Pendidikan Keluarga ini memaparkan rencana tindak lanjut FGD tersebut. “Nantinya, rekomendasi dari FGD ini akan kita kerucutkan menjadi kompetensi-kompetensi yang dikembangkan dalam bahan ajar.” Ujarnya. Hal ini diungkapnya sebagai tanggapan atas saran peserta yang mengatakan, bahwa tidak efektif jika satu bahan ajar audio-visual memiliki lebih sari satu kompetensi. “Yang namanya bahan ajar, harus jelas kompetensi yang ingin diampu” ungkap peserta tersebut.
Pokja Pendidikan Keluarga, memaparkan bahwa tahap selanjutnya setelah FGD adalah penyusunan script. ”Nanti akan ada seminar script/skenario, penyempurnaan script dan barulah kegiatan pengembangan (penyusunan bahan ajar)” pungkasnya.
(Tam)