Siaran Pers
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor: 182/sipers/A6/V/2024
Tanjungpinang, 16 Mei 2024 – Saat ini internet menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, termasuk di bidang pendidikan. Namun, tidak semua jaringan internet di seluruh wilayah di Indonesia memiliki kualitas yang baik dan layak, bahkan di beberapa daerah sama sekali tidak terjangkau internet.
Hal itu seperti disampaikan oleh Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Agung Dhamar Syakti, yang mengatakan bahwa aksesibilitas pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih menjadi tantangan karena wilayah kepulauannya menghambat aksesibilitas internet untuk pembelajaran bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan.
“UMRAH tetap berkomitmen pada pemerintah dalam melahirkan guru-guru yang profesional melalui pendidikan profesi guru meski harus menghadapi tantangan tersebut,” katanya pada acara Kuliah Umum Arah Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Terkait Pendidikan Profesi Guru di Kampus UMRAH, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Rabu, (15/5).
Melihat tantangan akses internet tersebut, Kemendikbudristek memiliki platform Awan Penggerak sebagai solusi bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan yang sulit menjangkau internet. Awan Penggerak merupakan sebuah sistem berbasis server lokal sehingga dalam pemanfaatannya tidak terhubung jaringan internet. Sekolah hanya perlu menyalakan laptop/komputer yang terinstal Awan Penggerak yang berfungsi sebagai server lokal dan acces point.
Senada hal itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani menyampaikan, Kemendikbudristek memiliki solusi bagi guru yang sedang menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang tidak terjangkau internet dengan memanfaatkan Awan Penggerak tersebut. “Guru bisa belajar mandiri melalui Awan Penggerak,” ujarnya.
Dirjen GTK Nunuk menjelaskan, saat ini dibutuhkan satu wadah yang dapat mengakomodasi kebutuhan belajar guru juga untuk melakukan kolaborasi dengan guru lain yang dapat diakses secara offline, namun tetap bersinergi dengan Platform Merdeka Mengajar. Awan Penggerak, kata dia, memberikan kesempatan dan materi yang sama bisa diakses oleh guru baik di daerah regular maupun di daerah khusus dengan kendala jaringan internet.
“Awan Penggerak diharapkan menjadi solusi dalam rangka pemerataan akses dan mutu layanan pendidikan serta menjamin keadilan (equality) antara guru di daerah khusus dan/atau satuan pendidikan yang mengalami kendala jaringan internet dengan daerah lainnya,” ungkap Dirjen GTK Nunuk.
Awan Penggerak memudahkan guru dan tenaga kependidikan untuk mengakses informasi, referensi, dan inspirasi yang ada dalam Platform Merdeka Mengajar. Awan Penggerak juga menyajikan informasi yang dikemas dalam bentuk buku bacaan elektronik, artikel, video pembelajaran, regulasi, pelatihan mandiri, dan sumber belajar lainnya. Hingga akhir 2023, telah ada 15 kabupaten yang memanfaatkan Awan Penggerak. *)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#PlatformMerdekaMengajar
#AwanPenggerak