Jayapura (10/10) – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, menghadiri kegiatan “Temu Sapa dan Peningkatan Kapasitas Implementasi Program PGP Angkatan 9 Intensif”. Didampingi Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua, Fatkurohmah, S.Pd., M.Pd, kegiatan ini berlangsung di Aula Balai Diklat BPSDM Provinsi Papua.
Selain dihadiri oleh calon guru penggerak daerah intensif, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Papua, Dr. Janus Simangunsong, S.Si., MT; dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura; Abdul Madjid, S.Pd., M.M.Pd. bersama Kepala-kepala Sekolah penggerak Kota Jayapura.
Dihadapan 58 orang Calon Guru Penggerak Intensif, Dirjen menyampaikan berbagai kelebihan dari guru penggerak. Menurutnya Program Merdeka belajar yang telah mencapai Episode ke-26 ini merupakan upaya untuk membangun ekosistem pendidikan dengan focus kepada peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran berfokus pada murid/peserta didik.
“Murid akan menjadi baik, akan menjadi pemimpin masa depan, itu tergantung pada guru, pemimpin-pemimpin pendidikan yang ada pada kelas masing-masing. Maka fokusnya adalah pada guru” ucapnya.
Dirinya berharap, calon guru penggerak daerah intensif ini dapat memanfaatkan moment “yang langka” ini untuk meningkatkan kompetensi diri.
“Bagaimana merubah mindset, bagaimana melakukan pembelajaran berdiferensiasi dan merubah paradigma tentang siswa” lanjutnya.
Program Guru Penggerak (PGP) daerah Intensif adalah PGP yang dilaksanakan pada daerah sasaran yang kesulitan jaringan internet dan kesulitan transportasi karena keadaan geografis, dan isu keamanan. Daerah yang menjadi sasaran PGP Inetensif tahun 2023 ini adalah 7 kabupaten dari dua Provinsi, yaitu:
- Provinsi Papua Pegunungan terdiri dari: Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, Mamberamo Tengah, dan Puncak Jaya, serta
- Provinsi Papua Tengah yaitu dari kabupaten Deiyai dan Dogiyai.
Lebih jauh, Doktor pada bidang Teknologi Pendidikan tersebut, mengatakan, optimis, bahwa nantinya para calon guru penggerak ini, akan mampu menjadi harapan pendidikan di masing-masing daerah. Dirinya menegaskan, pelaksanaan pendidikan secara luring yang berlangsung dari 10 September sampai 30 Nopember 2023 ini, tidak boleh sia-sia.
“Harapannya nanti, setelah bisa menjadi pemimpin pembelajaran dikelasnya, maka dipastikan dia bisa menjadi pemimpin sekolah. Karena untuk menjadi pemimpin satuan pendidikan itu adalah orang yang mengerti bagaimana melakukan pendampingan, coaching, mengarahkan guru-guru untuk bisa melakukan pembelajaran yang berpusat pada anak” ujarnya.
Menurutnya, pemimpin sekolah tidak hanya harus mengerti manajerial, tetapi juga harus mengerti bagaimana menjadi guru yang baik.
Karena itulah, Nunuk berharap, dinas pendidikan, baik Kota/kabupaten dan provinsi dapat memanfaatkan dan memberdayakan para guru penggerak untuk kemajuan pendidikan di daerah.
“Tentu saja selama tidak meninggalkan kelasnya” tegasnya.
“Ini adalah investasi yang sangat besar. Kami yakin dan percaya, bahwa apa yang dilakukan Kemendikbudristek melalui BGP Papua ini akan mendapatkan hasil yang maksimal, tergantung dari kesungguhan para guru penggerak mengikuti kegiatan. Ingat bahwa yang ada disini adalah orang-orang terpilih, yang telah mengikuti seleksi yang ketat, melalui perjuangan yang luar biasa, diajar oleh orang-orang yang juga mendampingi secara penuh, meninggalkan keluarga masing-masing, tentu kita juga berharap hasilnya akan maksimal” pungkasnya.
Sebelum menlaksanakan pertemuan tersebut, terlebih dahulu, Dirjen yang dilantik pada Februari 2023 lalu tersebut, sempat meninjau lokasi kantor BGP Papua di jalan Bumi Perkemahan Cenderawasih, Waena. Dirinya juga sempat bercengkrama dan bermain dengan para peserta didik PAUD Amanda Papindo, salah satu sekolah penggerak yang berada di lokasi kantor BGP Papua tersebut.
(TAM)