Makassar, (03/07) – “posisi data pokok pendidikan (dapodik) sangat strategis dan digunakan untuk seluruh kebijakan, mulai dari bantuan sosial (bansos), sampai kebijakan-kebijakan perubahan-perubahan datanya dari dapodik, kata Dirjen PAUD dan Dikmas,” kata Dirjen PAUD dan Dikmas, Dr. Harris Iskandar, Ph.D, ketika membuka Workshop Pengelola Dapodik PAUD dan Dikmas Tahun 2018 – Regional I, di Makassar Sulawesi Selatan.
Menurut Harris Iskandar, Dapodik ini adalah sebuah inovasi, ini adalah revolusi pendataan, dimulai 10 tahun yang lalu, dilakukan oleh perguruan tinggi dan kemdikbud sebagai sentralisasi data, laporan satuan pendidikan di kecamatan, kekabupaten, keprovinsi dan kepusat. Namun ada beberapa data digelembungkan dikempeskan sesuai dengan saran oknum pejabat, itu era dulu, era sentralisasi.
“tapi ternyata setelah dikenalkan dapodik, dimana entri data itu langsung oleh user itu tidak ada lagi, selain lebih efisien juga lebih akurat dan lebih tepat waktunya. Namanya data traksaksional dimulai dengan diberikan bantuan operasional sekolah (BOS) , BOS merupakan salah satu intrumen agar pendataan lebih akurat, dalam rangka kita memberikan pelayanan yang lebih baik,” ungkap Harris Iskandar.
Harris Iskandar berharap, tahun ini kita sudah selesai 100 % register, walupun PAUD dan Dikmas terakhir, dibandingkan dengan Dikdasmen dalam pengelolaan data. Dan Workshop ini salah satunya bertujuan mensosialisasikan aplikasi yang baru, mengevaluasi permasalahan, syukur-syukur dapat diberikan solusinya, sehingga permasalahan sedetail mungkin dapat diselesaikan. (RN)