Kota Jayapura (9/9) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua menggelar lokakarya bagi sekolah sekolah di Kota Jayapura Provinsi Papua.
Kegiatan yang berlangsung di kompleks Sekolah Kristen Kalam Kudus (SKKK) tersebut, diikuti oleh 185 peserta dan didampingi 8 orang fasilitator. Pesrta tersebut berasal dari 55 sekolah yang merupakan Sekolah Penggerak angkatan I, II dan III dari Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom. Jenjang sekolah yang hadir pada kegiatan yang berlangsung di jantung Kota Jayapura tersebut adalah 27 Sekolah jenjang PAUD, 9 Sekolah jenjang SD, 9 sekolah jenjang SMP, 9 sekolah jenjang SMA dan satu SLB.
Selain itu, kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini, juga melibatkan pengawas sekolah sebagai peserta. Jumlah jam pelajaran yang harus dituntaskan dalam pelaksanaan loka ini adalah 8 jam pelajaran.
Ratna Endah Priyanti, SE, selaku petugas monitoring dari BGP Papua menjelaskan, bahwa terdapat tiga jenis loka yang dilakukan sesuai angkatannya.
“Angkatan I melaksanakan lokakarya tentang pembentukan komunitas belajar 2. Angkatan II terkait Projek penguatan profil pelajar pancasila, dan angkatan III terkait perencanaan pembelajaran 2” ungkapnya.
Karena banyaknya peserta serta jenjang dan angkatan yang berbeda, kegiatan ini menggunakan 8 ruang kelas. Setiap kelas didampingi seorang fasilitator dan petugas monitoring.
Fasilitator Program Sekolah Penggerak, yang dikenal dengan sebutan fasil merupakan salah satu aktor tranformasi sekolah yang sangat penting. Fasil memiliki tugas untuk membuka peluang kerja kolaborasi, mendampingi sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Fasil ini direkrut langsung oleh Kemendikbudristek dengan persyaratan yang telah ditentukan. BGP Papua sendiri memiliki 5 orang pegawai yang juga menjadi fasilitator program sekolah penggerak.
Kegiatan lokakarya di Kota Jayapura ini dilaksanakan selama 8 jam pelajaran. Metode yang digunakan fasilitator sangat beragam. Diawali dengan ice breaking, dilanjutkan dengan pemaparan praktek, diskusi hingga kerja kelompok.
Delapan orang fasilitator yang terlibat pada kesempatan kali ini adalah:
- Wahyu, SH., MH (BGP Papua),
- Tri Fatchur Rohman, S.Pd (BGP Papua),
- L. M. Arifin, S.Pd, MA (BGP Papua),
- Sri Wahyuni Hatta, S.Pd (BGP Papua),
- Febriani Safitri, S.Pd., M.Sc(Universitas Cenderawasih),
- Kusfiatun, MA (BPMP Papua),
- Sutiyono, S.Pd (Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Kota Jayapura)
- Drs. Kalpin Taringan, M.Pd
Riuh rendah suara yel-yel dan lagu senantiasa menghiasi setiap kelas. Gemulai gerak para peserta kian meramaikan aktivitas pembelajaran. Meski demikian, suasana ceria juga kerap diwarnai diskui a lot antar peserta. Suasana ini, diharapkan akan tercipta disekolah masing-masing. Sehingga menjadikan pembelajaran dikelas tidak membosankan, monoton dan terkesan berlangsung satu arah.
Sekolah penggerak diharapkan dapat mengadopsi metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan mendukung perkembangan sikap, mengtal, spiritual dan juga pengetahuan siswa. Dapat dikatakan, sekolah penggerak merupakan pilot projek kemendikbudristek dalam rangkaian program merdeka belajar.
Dikutip dari laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id, program sekolah penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
Program sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
(TAM)